Senin, 31 Agustus 2015

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SISWA SMK NEGERI 2 TUBAN

Oleh Ninis Mei Listiani, M.Pd
Guru Ahli PBG Tuban

Pemerintah beserta segenap bangsa Indonesia telah berupaya dnegan sepenuh hati, sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia (Sudarwati, Sri . 2009. Malang). Implementasi prakerin Langkah konkrit yang ditempuh adalah melalui penyelenggaraan pendidikan yang merupakan salah satu langkah penting dalam proses pencerdasan bangsa. Sektor pendidikan yang merupakan salah satu langkah penting dalam proses pencerdasan bangsa, merupakan sector yang secara terus-menerus dan dari waktu kewaktu dibenahi, ditata sedemikian rupa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini terbukti dengan adanya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar yang ditandai dengan peningkatan alokasi anggaran sebesar 20% sesuai dngan amanat undang-undang , peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program sertifikasi guru dan dosen serta kegiatan-kegiatan lain yang intinya upaya peningkatan kompetensi siswa serta institusi pendidikan itu sendiri.
Lembaga pendidikan merupakan salah satu institusi yang mendasari pengembangan pengetahuan dan keterampilan manusia, pendidikan tidak hanya berusaha membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan orang bisa bekerja sebagai kekuatan untuk mengubah ekonomi masyarakat, melainkan juga memberikan nilai – nilai, cita – cita, sikap serta aspirasi yang langsung atau tidak berkaitan dengan kepentingan pembangunan suatu bangsa.
Dalam undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Pasal 3 ditegaskan tentang dasar fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi:
Pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membenahi watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi earga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab*
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan bangsa Indonesia senantiasa berusaha menyelenggarakan satu system pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, oleh sebab itu intuisi dalam hal sekolah sebagai lembaga pendidikan yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan berupaya membangkang system, metode dan pola – pola pendidikan kearah pencapaian pendidikan nasional sesuai dengan tuntutan zaman dengan segala aktifitasnya. Sekolah berusaha menggali potensi – potensi peserta didik untuk kemudian dikembangkan dan dipersiapkan guna mewujudkan suatu bangsa  yang kokoh dan dapat  mensejajarkan diri dengan bangsa lainnya dalam pergaulan internasional yang harmonis dan dinamis. Fokus utama pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembanagunan seluruh masyarakat Indonesia adalah manusia , factor manusia bertindak sebagai objek pebangunan sekaligus sebagai subjek pembangunan.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahkan disangkal bahwa pendidikan kita belum merata dan belum bisa dinikmati oleh masyarakt luas khususnya masyarakta yang berpenghasilan rendah, kelompok masyarakat yang pupnyalah yang menikmati pendidikan, di kemukakan bahwa  pendidikan terkesan semata-mata kewajiban pemerintah, padalahl untuk mengatasinya pembiayaan p endidikan pemerntah memiliki kemampuan yang kecil, oleh karena itu maka pemerintah melibatkan masyarakat dalam menangani pendidikan.
SMK Negeri 2 Tuban sebagai sebagai salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan yang memiliki visi menghasilkan lulusan berwawasan interpreuneership dan mampu bersaing di era global, untuk saat ini sedang giat giatnya meningkatkan hubungan antara sekolah dengan DU/DI baik dalam maupun luar negeri untuk pelaksanaan prakerin dan penyaluran lulusan sebagai salah satu misi sekolah bertaraf internasional ini.
Salah satu langkah strategis yang ditempuh dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas lulusan SMK Negeri 2 Tuban antara lain sekolah diberikan kebebasan penuh untuk mengelola kurikulum berbasis kompetensi dengan lebih memperhatikan muatan local (mulok) yang dapat menjebatani antara sekolah dengan dunia usaha dan industry ( stake holders ) yang umumnya dikenal dengan istilah “link and match” (kesesuaian dan kesepadanan) dan salah satu program yang diunggulkan bahkan diwajibkan untuk diikuti oleh setiap siswa SMK Negeri 2 Tuban adalah Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) sehingga kedepan sangat relevan dengan semboyan “SMK BISA!!!” Pendidikan system Ganda (dual system) atau PSG lebih popular dengan sebutan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Dasar hukumnya kepmendiknas R.I Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan, PSG merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistimatik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja di dunia kerja, terarah untuk mencapai tingkat keahlian professional tertentu. Implementasi PSG ini meliputi pelaksanaan di sekolah dan dunia usaha/ dunia Industri (DU/DI). Sekolah membekali siswa dengan materi pendidikan umum (normative), pengetahuan dasar penunjang (adaptif), serta teori dan keterampilan dasar kejuruan (produktif). Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industry ytang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. PSG diilhami oleh dua system (dual system) sesuai kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam pada kurikulum SMK edisi 1999 dan lebih disempurnakan pada kurikulum SMK edisi 2004.
Tujuan dari pelaksanaan prekerin antara lain:
1.      Pemenuhan kompetensi sesuai dengan tuntunan Kurikulum
2.      Implementasi kompetensi dalam dunia kerja
3.      Penumbuhan etosa kerja/pengalaman kerja
Salah satu program keahlian yang paling diminati oleh masyarakat di SMK Negeri Tuban yaitu Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Tujuan diadakannya program keahlian ini adalah menghasilkan lulusan yang berakhlak, memiliki wawasan ilmu pengetahuan serta keterampilan khususnya dibidang Administrasi Perkantoran. Secara khusus tujuan program kahlian Administrasi Perkantoran adalah membekali peserta didik denganpengetahuan, ketrampilan dan sikap yang kompeten di bidangnya.
Seperti halnya program kahlian yang lain, siswa dari Program Keahlian Aadministrasi Perkantoran ini juga diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Industri. Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan duluar proses BElajar Mengajar dan dilaksanakan pada perusahaan /Industri atau instansi yang relevan. Secara umum pelaksanaan program Praktetk Kerja Industri ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dibidang teknologi, penyesuaian diri daengan situasi yang sebenarnya, mengumpulkan informasi dan menulisa laporan yang berkaitan langsung  dnegan tujuan khusus. Setelah siswa melaksanakan program Praktek Kerja Industri secara khusus siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan-kegiatan praktek yang berhubungan langsung dengan teknologi. Dan mempersiapkan para siswa/ siswi untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim dan menembangkanpotensi dan keahlian sesuai dnegan minat dan bakat masing-masing. Serta menambah wawsasan pengetahuan dan pengalaman dalam kerja sehingga hal ini siswa dalam pembelajaran di sekolah tidak hanya memahami seluk beluk dalam kerja di sebuah perusahaan, sehingga dalam masa yang akan datang di saat siswa sudah memasuki dunia kerja tidaka mengalami keraguan maupun merasa tidak percaya diri dengan demikian diharapkan dari hasil praktek kerja industry ini siswa dapat  pengalaman kerja yang lebih baik. Prakerin bagi siswa SMK adalah untuk mengetahui lebih dini dari pada lingkungan kerja sesuai dengan bidangnya, tidak hanya kompetensi yang dibutuhkan , tetapi juga social skill, bagaimana berinteraksi dengan sesame teman, anak buah, atasan, menyampaikan pesan dan perintah, dan lain-lain yang tidak diajarkan di  sekolah. Makin lama dan ikut bekerja pada saat prakerin, akan menyebabkan peserta  prakerin akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja pada saaat yang bersangkutan lulus, hal lain, bila yang bersangkutan rajin, di tempat prakerin, bila sudah lulus, pada umumnya mereka  mendapat tawaran untuk bekerja di tempat tersebut.
Dengan adanya PRAKERIN ini, secara khusus siswa dari Program Keahlian  Administrasi  Perkantoran diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan  memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat. Siswa juga belajar untuk menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Mereka juga nantinya diharapakan memiliki kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan , mengorganisasi dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawab. Selain itu selama dalam proses belajar di dunia usaha dan industri tersebut, selama ini terbukti bisa meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola surat/ dokumen sesuai dengan standar operasional dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga. Mereka juga belajar untuk menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak. Dalam dunia usaha dan industry yang mereka alami selama prakerin, mereka juga memepelajari mengelola administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
Selama ini, praktek kerja industry (Prakerin) memang sudah dijadikan salah satu persyaratan kompetensi yang harus dilalui siswa SMK. Tempat praktik atau tempat magang dapat dikelompokkan menjadi tiga sasaran utama yaitu perusahaan/ industry berskala besar, menengah dan kecil, dan sudah pasti pilihan jatuh pada perusahaan /industru yang besar sebagai tempat praktik dengan harapan untuk memeperoleh penugasan dalam praktik sesuai dengan kompetensi yaitu bidang perkantoran. Namun kenyataannya, tidak banyak dunia industry di dalam negeri yang mau menerima siswa untuk melakukan praktek kerja, hanya perusahaan kecil saja yang senantiasa membuka pintu dan menerima siswa untuk praktik. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apa yang menyebabkan atau melatar belakangi kurang terbukanya perusahaan/ industry yang menjadi harapan?
Berdasarkan pengamatan dan informasi dari sejumlah pihak yang terkait ada sejumlah permasalahan yang dialami dalam melakukan kegiatan prakerin antara lain:
1.             Kurangnya tingkat partisipasi dunia usaha mitra kerja (DU/DI) dalam menerima peserta prakerin
2.             Ketidaksesuaian antara kompetensi yang dimiliki siswa dnegan aktivitas yang dilakukan di tempat prakerin
3.             Biaya yang timbul dalam kegiatan prakerin
4.             Bekal materi/ kompetensi siswa mengikuti alur kerja secara nyata yang  masih dianggan kurang.
5.             Serta unsur-unsur lainyang terkait dalam penunjang pelaksanaan prakerin apakah itu berasal dari dalam internal sekolah.
Memperhatikan sejumlah permasalahan yang ada di SMK Negeri 2 Tuban maka hendaknya kita harus melakukan langkah-langkah antara lain:
1.             Materi yang dibahas untuk bekal prakerin harus dilakukan secara intensif artinya siswa harus sudah memiliki kompetensi yang diharapkan DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri).
2.             Materi yang diberikan adalah semua kompetensi dasar yang ada dalam program keahlian administrasi perkantoran.
3.             Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan supervisor dengan memberikan kemandirian penuh kepada siswa untuk menyelesaikan atau memecahkan kasus secara mandiri.
4.             Peserta prakerin harus memiliki pengetahuan lebih
5.             Kunjungan industry ke perusahaan yang juga disesuaikan dengan kompetensi siswa SMK Negeri 2 Tuban
Namun dalam perkembangannya masing-masing telah menyadari bahwa  peningkatan kualitas dari SDM memegang peranan yang sangat  penting dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dewasa ini. Kualitas SDM yang baik juga merupakan syarat utama bagi keberhasilan sector industry untuk tumbuh berkembang ddalam menghadapi persaingan usaha . oleh karenanya, sebagai alat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai maka sektor industry harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang  professional dan kompeten dalam bidangnya masing-masing didukung dnegan tingkat moralitas yang tinggi.
Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai  peranan yang sangat strategis dalam menciptakan tenaga kerja tingkat menengah yang siap mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu sistem pendidikan kejuruan haruslah mampu menghasilkan kulusan yanag lebih siap untuk bekerja (employability). Hal ini berarti bahwa sistem pendidikan ang ada harus diarahkan dari yang bersifat akademis (teoritis) ke hal-hal yang bersifat praktid, dan dari yang  berfokus pada peningkatan ketrampilan (skill) atau dengan kata lain sistem pendidikan yang ada harus lebih diarahkan pada bentuk pengajaran yang langsung berhubungan dengan suatu bidang pekerjaan tertentu.
Memperhatikan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah, guru maupun para siswa yang mengikuti prakerin yang dilaksankan selama ini terkesan bahwa pelaksanaan kegiatan prakerin terkesan tidak sebanding dengan antara pengorbanan baik financial amaupun non financial dnegan hasil yang diperoleh siswa. Pertanyaan yang munculapa yang diperoleh siswa setelah prakerin ? barangkali pertanyaan inilah yang harus menjadi perhatian pihak pihak terkait baik kalangan sekolah, orang tua, DU/DI  (Dunia Usaha /Dunia Industri)dan pemerintah. Untuk menjawab pertanyaan itu, adakah nilai tambah (value added) dari kegiatan prakerin ? ADA!!! Dengan tegas dikatakan nilai tambah akan dimiliki siswa sebab selama prakerin siswa akan memperoleh tambahan ilmu praktis yang sangat menunjang dan terkait dengan proses penyelesaian pekerjaan yang identic dengan kejadian riil (sesungguhnya ) dan dapat dikatakan materi sangat relevan dengan bidang kompetensi yang dimiliki dan  dikehendaki.
Namun untuk saat ini, yang merupakan prioritas dari pengguna jasa adalah bagimana mendapatkan lulusan yang menguasai berbagai keahlian praktis seperti misalnya penggunaan masalah dengan baik, bisa bekerja dengan orang lain  maupun team (teamwork), dapat membuat suatu perencanaan dengan baik dan sebagainya. Hal tersebut tidak berarti bahwa kurikulum yang sudah ada harus dirubah total akan tetapi barangkali system pengajaran yang sudah ada harus diarahkan ke sesuatu yang bisa meningkatkan keahlian-keahlian tersebut.
Selain masalah “skill” yang juga patut dipertimbangkan sekolah-sekolah adalah bagiamana meningkatkan kualitas dari lulusan agar lebih berkepribadian, mempunyai etos kerja, jujur (honest), disiplin (self discipline) dapat dipercaya (trustworthy) loyal dan bertanggungjawab. Oleh sebab itu dalam melakukan proses pembelajaran:
1.      Sekolah harus mencoba untuk mempengaruhi perilaku dan tingkah laku, tidak hanya sekedar bagaimana meningkatkan pengetahuan mereka. Yang kita inginkan adalah bagaimana mereka dapat teampil lebih bai dan lebih siap untuk bekerja, tidak hanya bagaiman aagar dapat lulus dnegan baik dari ujian.
2.      Sekolah harus mengajarkan kepada mereka bagaimana dapt  melakukan analisis terhadap keadaan/ persoalan mereka sendiri, tanpa tergantung pada pihak lain . untuk itu kita juga harus memberi mereka bekal agar mereka  mampu menganalisa sendiri apa yanag dibutuhkan oleh  mereka dan berusaha memecahkannya sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
3.      Sangatlah penting mengajartkan kepada mereka bagaimana melakukan segala sesuatu secara benar, tidk hanya sekedar mengikuti aturan-aturan , teori-teori atau norma-norma yang berlaku secara umum yang  mungin tidak tepat diterapkan pada usaha. Harus juga ditekankan kepada mereka, dunia bekerja tidaklah sama dengan dunia sekolah.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, dunia  pendidikan harus segera melakukan perubahan/ penyesuaian untuk meningkatkan efisiensi maupyn kompetensi melalui berbagai perubahan, termasuk di dalamnya: (a) peningkatan sistem pendidikan agar lebih efisien dan kompeten (b) me-riview kurikulum, dan (c) penggunaan teknologi informasi  (IT) yang lebih maju. Di lihat dari kacamata ini pengembangan adan  penyempurnaan kurikulum yang dilakukan  oleh SMK ini merupakan langkah yang sangat tepat dan strategis untuk lebih meningkatkan kesiapan kerja dari lulusannya dan mengurangi tingkat kesenjangan yang sampai sekarang masih menjadi permasalahan mendasar bagi DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri). Kesenjangan itu sendiri, pada masa yang lalu lebih diakibatkan karena kurangnya komunikasi timbal balik antar pihak lembaga pendidikan dengan pihak DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri)  .
Namun dalam perkembangannya masing-masing telah menyadari bahwa peningkatan kualitas dari SDM memegang peranan yang sangat penting dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dewasa ini. Kualitas SDM yang baik juga merupakan syarat utama bagi keberhasilan sektor industry untuk tumbuh bekembang dalam menghadapi persaingan usaha. Oleh karenanya , sebagai alat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai maka sektor industry harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang professional dan kompeten dalam bidangnya masing-masing didukung dnegan tingkat moralitas yang tinggi.
Maka dnegan demikian mari kita selalu saling bahu membahu meningkatkan kompetensi institusi, siswa dan infrastruktur pendukung lainnya dalam rangka mempersiapkan siswa terjun ke DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri) agar sesuai yang diharapkanoleh sekolah, DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri), orang tuan dan siswa itu sendiri



Selasa, 30 Juni 2015

Cerita Tentang Sertifikasi Guru Yang Selalu Dirindukan para Pendidik
Oleh : Nur Aini A, S.kom
Guru Ahli PBG Tuban

            Setiap Pendidik di Indonesia semenjak tahun 2007 mendapatkan berita gembira terkait pelaksanaan proses sertifikasi guru. Kenapa dalam proses sertifikasi guru ada yang menarik? Salah satu jawabannya adalah karena adanya uang tunjangan sertifikasi bagi guru yang lolos dalam proses sertifikasi tersebut dengan bukti mendapat sertifikat pendidik.
            Terlepas dari pro dan kontra akan proses sertifikasi guru, ada banyak perubahan yang berarti di dunia pendidikan semenjak sertifikasi guru bergulir. Pada tahun 2015 sekarang ini terdapat perubahan pola dalam proses sertifikasi guru. PPG (Pendidikan Profesi Guru) menjadi tambahan pola dalam proses sertifikasi guru bagi para pendidik yang diangkat setelah tahun 2005. Pada pola baru ini pelaksanaan sertifikasi guru lebih lama dan lebih rumit.
                 Apabila gaji para guru dibandingkan dengan profesi guru dinegara lain, misalnya Swiss, Belanda, Jerman dan Belgia maka Indonesia menempati posisi paling buncit dengan gaji guru rata-rata hanya US$ 2.830 atau sekitar 34,4 juta per tahun ( sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/2139613/daftar-gaji-guru-di-30-negara-ri-peringkat-berapa). maka memang sangat diperlukan adanya peningkatan gaji guru di Indonesia. dan seiring. Dan seiring dengan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, sudah seharusnya salah satu faktor pendorong para pendidik lebih berkualitas dan bersemangat harus ditingkatkan. Yaitu terkait tunjangan kesejahteraan guru atau lebih dikenal sebagai tunjangan sertifikasi guru.
            Secara manusiawi setiap orang ingin hidup sejahtera dengan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kebutuhan primer tersebut harus dipenuhi menyusul kemudian pemenuhan akan kebutuhan sekunder dan tersier. Semakin sejahtera seseorang tatkala bisa mencapai pemenuhan kebutuhan tersier seperti kebutuhan barang mewah. Dan apakah dengan sertifikasi guru kebutuhan primer, sekunder dan tersiaer bisa terpenuhi? Semoga.




Kamis, 25 Juni 2015

Parenting Class

KOMUNIKASI ORANGTUA DAN SEKOLAH
DEMI MENJAGA AMANAH ALLAH
Oleh :
Zenny Taufikurrizal, S.Pd.
(Pengelola PBG Kab. Tuban)


Orang tua adalah pemegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pendidikan anak. Menceritakan kepada kami Al-Qa’nabi dari Malik dari Abi Zinad dari Al–A’raj dari Abu Hurairah berkata Rasulullah saw bersabda : “Setiap bayi itu dilahirkan atas fitroh maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani sebagaimana unta yang melahirkan dari unta yang sempurna, apakah kamu melihat dari yang cacat?”. Para Sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimana pendapat tuan mengenai orang yang mati masih kecil?” Nabi menjawab: “Allah lah yang lebih tahu tentang apa yang ia kerjakan”. (H.R. Abu Dawud).

Orangtua tidak dapat mengalihkan tanggungjawab pendidikan anak ini pada pihak manapun, baik dialihkan pada keluarga yang lain, semisal; neneknya, pamannya, tantenya dsb atau dialihkan pada lembaga sekolah formal. Karenanya pendidikan dan perkembangan anak adalah amanah dari Allah SWT kepada orangtuanya yang kelak pada hari perhitungan amal (yaumul hisab), kita sebagai orangtua akan dimintai pertanggung jawaban olehNya atas amanah yang telah dititipkan pada kita. Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda;“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban” Oleh karena itu, belajar formal di sekolah tidak bisa dipisahkan dari peran serta orang tua. Demi menjaga amanah Allah, orang tua dan sekolah harus mempunyai keterikatan yang baik, hubungan yang harmonis sehingga anak pun dapat bertumbuh kembang secara maksimal sesuai dengan kemampuan emosional dan intelektualnya. Itulah hakekat dari keberadaan lembaga formal sekolah, yaitu sebagai mitra bagi orangtua untuk pendidikan anak, bukan sebagai tempat penitipan anak atau sebagai pelimpahan tanggungjawab dari orangtua.

Merupakan kewajiban sekolah bagaimana selalu melibatkan orang tua dalam proses perkembangan belajar anak. Salah satu hal yang paling dasar dari berbagai hubungan adalah komunikasi. Komunikasi selalu menjadi peranan penting, entah itu hubungan pertemanan, keluarga, bisnis dan sebagainya. Demikian juga hubungan yang dijalin antara sekolah dan orang tua. Komunikasi yang terjalin haruslah berjalan dua arah, dari orangtua ke sekolah dan dari sekolah ke orangtua. Sekolah akan memberikan informasi tentang kegiatan dan perkembangan anak selama di sekolah. Sebaliknya, orangtua juga akan memberikan respon atas informasi dari sekolah dan memberikan informasi perkembangan anak selama di rumah. Jembatan emas harus senantiasa terbangun antara orangtua dan sekolah, jembatan itu adalah komunikasi

Berikut ini adalah bentuk-bentuk pola komunikasi yang bisa dijalin antara orangtua dan sekolah:
1. Meeting one on one dengan orang tua
Membicarakan perkembangan anak secara personal akan menjadi salah satu hal yang bisa membuka pemikiran dan understanding antara guru dan orang tua. Sekolah biasanya melakukan hal ini ketika menyampaikan hasil mid term atau pada saat memberikan hasil akhir anak. Di sini orang tua berkesempatan untuk berbicara langsung mengenai perkembangan buah hatinya. Saat-saat itu akan menjadi pertemuan penting untuk berinteraksi langsung. Alangkah baiknya jika moment ini juga digunakan untuk bertukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati kepada orang tua. Di satu sisi, guru harus siap menerima kritik, uneg-uneg dan pendapat personal orang tua. Di sisi lain, guru juga membawa misi sekolah untuk memberikan clear understanding kepada orang tua

2. Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah
Meskipun sudah terhubung secara online, namun melibatkan orang tua dalam berbagai kegiatan sekolah secara langsung akan membangun relasi yang lebih dekat dengan orang tua. Bukan hanya sebatas pada penyampaian informasi yang jelas, tetapi keterlibatan kegiatan ini akan mendorong keterikatan emosional dengan orang tua. Mengadakan bakti sosial, misalnya. Dengan demikian, orang tua akan menjadi bagian dari sekolah secara nyata karena terlibat dan terjun langsung dalam menyelenggarakan acara untuk anak-anak mereka. Banyak kegiatan yang bisa dikerjakan bersama orang tua murid

3. Menyampaikan informasi yang jelas kepada orang tua
Menyampaikan informasi mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan anak didik kepada orang tua merupakan satu hal yang sangat penting. Informasi seperti apa? Informasi apapun, dari jadwal mata pelajaran, jadwal kuis atau test, kegiatan anak, hingga kegiatan sekolah secara global. Jika orang tua mendapatkan informasi jadwal dengan jelas, maka orang tua pun akan mempunyai guidance yang jelas untuk membantu memantau proses belajar anak dari rumah.

School Information System (SIS) menjadi salah satu solusi penting untuk menjembatani komunikasi antara sekolah, guru, murid, dan orangtua. Keterbatasan waktu yang dimiliki guru mengingat tanggung jawab yang cukup banyak dan kesibukan orangtua dengan pekerjaannya menjadikan waktu pertemuan menjadi kualitas yang sangat penting. Dengan School Information System (SIS), dalam kesibukannya orang tua tetap akan bisa memantau jadwal dan aktivitas anak. Kejelasan informasi yang menjadi tanggung jawab sekolah pun terbukti nyata karena semua informasi disampaikan secara tercatat yang bisa diakses oleh orang tua kapan saja dan dimana saja. School Information System (SIS) itu adalah buku penghubung. Buku penghubung penting keberadaannya sebagai jembatan antara orangtua dan sekolah. Guru dan orangtua harus mempunyai perhatian untuk mengisikan kegiatan dan perkembangan anak pada buku penghubung.
Sebagai penutup, komunikasi orangtua dan sekolah bukan sekedar menjalin hubungan atau relasi. Komunikasi ini adalah sarat dengan makna pertanggung jawaban di hadapan Allah dan besar implikasinya. Dibalik komunikasi yang terjalin, ada seorang insan yang telah diamanahkan oleh Allah SWT untuk kita didik sebagai hamba Allah yang tidak sekedar sukses dengan prestasi duniawi akan tetapi juga mulia dengan berkepribadian muslim. Semoga semua pihak(sekolah dan orang tua) senantiasa mentafakkuri amanah besar yang terkandung dalam ayat Allah berikut ini; “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6). Mari bersama-sama bergandengan tangan antara orangtua dan sekolah untuk mewujudkan generasi berkepribadian Unggul dan berprestasi optimal.

Kamis, 23 April 2015

RESENSI BUKU 
JUDUL RESENSI : KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Oleh : Syamsul Effendi


Identitas Buku
Judul Buku      : Kepemimpinan Yang Efektif
 Penulis            : Hadari Nawawi, M. Martini Hadari
ISBN               : 979-420-798-5
Penerbit           :  Gadjah Mada University Press
Cetakan           :  ke-6
Tahun Terbit    :  2012
Isi                    :  xii+ 233 halaman


Penulis : Prof. Dr. H Hadari Nawawi, Guru Besar Utama Universitas Terbuka lahir di Pemangkat Sambas Kalimantan Barat, 18 Januari 1942. Karirnya sebagai pendidikan dimulai semasa masih menjadi mahasiswa 1961-1965. Disamping mengajar Prof. Dr. H Hadari Nawawi juga pernah menjabat sebagai pembantu dekan Koordinator 1 IKIP Bandung banyak tanda jasa dan penghargaan yang telah diperoleh seperti Satya Lencanakarya Setia kelas 1 dari Presiden Republik Indonesia.

Synopsis : Kepemimpinan berlangsung dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kepemimpinan sebagai suatu proses dapat berlangsung di dalam dan di luar suatu organisasi. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang bervariasi, karena dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin dalam mewujudkan hubungan manusiawi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Didalam proses seperti itu kepemimpinan akan berlangsung efektif, apabila fungsi-fungsi kepemimpinan diwujudkan sesuai dengan type kepemimpinan yang mampu memberikan peluang bagi orang yang dipimpin, untuk ikut berperan serta dalam menetapkan dan melaksanakan keputusan-keputusan. Dengan demikian berarti setiap kreativitas dan inisiatif dalam kepemimpinan yang efektif harus disalurkan dan dimanfaatkan. Kepemimpinan merupakan masalah manusia, karena yang memimpin dan yang dipimpin adalah manusia, yang memiliki berbagai keterbatasan. Keterbatasan tersebut tidak dapat dilampaui manusia, yang mengharuskan kepemimpinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan yang dipimpin. Prosesnya dapat dimanifestasikan dalam kegiatan kaderisasi, yang dapat menjadi sarana untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas kepemimpinan, karena kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan sekedar sebagai kegiatan rutin.

Kepemimpinan yang efektif seperti tersebut di atas, hanya terwujud jika mampu menghormati hak-hak asasi manusia, meskipun akan selalu menghadapkan kepemimpinan pada berbagai konflik. Untuk itu kepemimpinan yang efektif harus mampu menyelesaikan setiap konflik, sebagai bagian dari prosesnya yang dinamis.

Ikhtisar : Memang tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang baik, tengoklah ada pemimpin yang memiliki legitiminasi, tetapi dia memposisikan dirinyan sebagai minoritas yang powerless, ada bahkan pemimpin resmi yang menempatkan dirinya sebagai oposisi dan melakukan perlawanan dari jauh, ada bahkan pemimpin tidak peduli dengan orang-orang yang dipimpinya, sebaliknya dia malah berasik-asik mempertahankan kekuasaan.
RESENSI BUKU 
JUDUL RESENSI : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Oleh : Septiar Mibnul (Staff PBG Tuban)

IDENTITAS BUKU
Judul Buku      : Belajar dan Pembelajaran
Penulis             : Dr. Dimyati dan Drs.Mudjiono
Penerbit           : Rineka Cipta
Cetakan           : 5,  2013
Tebal               : ix, 298 Halaman. ; 20,5 cm
ISBN                : 978-979-518-823-0


ULASAN BUKU

Buku Belajar dan Pembelajaran yang diterbitkan dengan kerjasama antara Departemen Pendidikan & Kebudayaan dengan Penerbit Rineka Cipta ini bertujuan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan tenaga kependidikan dengan memberikan dasar, arah, dan titik tolak kegiatan perkuliahan sehingga perkuliahan dapat dilakukan lebih terprogram.

Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses, yakni proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang berupa keadaan, hewan, tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku pelajaran. Dari segi guru proses belajar tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks, melibatkan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seyogianya guru dapat mengatur acara pembelajaran yang sesuai fase-fase belajar dan hasil belajar yang dikehendaki.

Buku ini memuat hal yang harus diketahui dan diperhatikan oleh pendidik dalam menyusun acara pembelajaran. Di antaranya prinsip belajar dan asas pembelajaran, motivasi belajar, pendekatan CBSA dan keterampilan proses, masalah-masalah belajar, serta pengembangan kurikulum.

Bermanfaat bagi para pendidik, calon pendidik, dan praktisi pendidikan.

Buku ini terdiri dari 8 bab yang setiap babnya terdapat subbab- subbab didalamnya. Bab pertama berjudul Hakikat Belajar dan Pembelajaran yang terdiri dari 3 sub bahasan. Bab satu membahas tentang hakikat belajar dan pembelajaran itu sendiri; ciri-ciri umum belajar dan pembelajaran; langkah-lagkah pembelajaran; tujuan pembelajaran dan belajar; unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Bab ini merupakan bab pengantar untuk bab-bab selanjutnya. Sehingga terdapat keterkaitan antara bab ini dengan yang lainnya.

            Bab dua yang berjudul Prinsip-prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran inti bahasannya adalah tentang teori-teori dan prinsip-prisip belajar. Di antara prinsip-prinsip belajar yang penting adalah perhatian dan motivasi belajar siswa, keaktifan belajar, keterlibatan dalam belajar, pengulangan belajar, tantangan semangat belajar, pemberian balikan dan penguatan belajar, serta adanya perbedaan dalam perilaku belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut bertujuan untuk meningkatkan usaha belajar siswa dan pembelajaran dari guru.

            Bab 3 yaitu Motivasi Belajar memeiliki keterkaitan yang erat dengan bab sebelumnya yang membahas tentang prinsip-prinsip belajar. Pokok bahsannya adalah jenis motivasi belajar bagi siswa, pentingnya motivasi dalam belajar, serta upaya peningkatan motivasi belajar siswa. Selain jenis motivasi juga dijelaskan tentang sifat motivasi belajar siswa. Sedangkan tujuannya adalah agar guru dapat bertindak taktis dan kreatif dalam mengelola motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal sebagai perwujudan program belajar sepanjang hayat.

            Bab selanjutnya tentang Pendekatan CBSA dan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran. Pada bab ini ditekankan bahwa kegiatan belajar yang menjadikan guru sebagai pelaku utama adalah salah pengertian. Hal ini perlu di tinggalkan dan diperbaiki dengan adanya pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Pendekatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan keterlibatan intelektual-emosional-fisik siswa dalam memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan. Pembelajaran dengan CBSA dapat dilakukan guru dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). PKP sendiribersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa.

            Bab kelima yaitu Pendekatan Pembelajaran merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Peran guru adalah sebagai penentu pendekatan yang akan digunakan yang sebaiknya sesuai dengan pendekatan CBSA, sehingga terjadi peningkatan kemampuan siswa.

            Bab enam yaitu Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran menjelaskan tentang evaluasi dalam proses pendidikan, selain itu juga tentang fungsi, tujuan, sasaran, dan prosedur evaluasi hasil belajar dan pembelajaran. Dalam evaluasi hasil belajar disebutkan pula kaidah-kaidah penulisan untuk tiap-tiap bentuk soal. Evaluasi hasil belajar berfungsi untuk diagnostik dan pengembangan, seleksi, kenaikan peringkat belajar, serta penempatan siswa. Tujuan dari evaluasi-evaluasi tersebut adalah guna meningkatkan kualiatas hasil belajar siswa.

            Masalah-masalah Belajar yang dibahas pada bab tujuh berkaitan juga dengan bab tiga tentang Motivasi Belajar. Namun pada bab ini lebih ditekankan pada penjelasan tentang masalah pada pembelajaran yang berupa masalah ekstern dan intern, dijelaskan juga tentang penyebab timbulnya masalah-masalah pembelajaran dan alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut. Sedangkan guru dalam bab ini diharapkan memiliki kemampuan melakukan penelitian secara sederhana agar dapat menemukan masalah-masalah belajar dan memecahkan masalah tersebut dalam rangka peningkatan kualitas belajar siswa.

            Bab delapan yaitu Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum sebenarnya adalah inti dari bab-bab sebelumnya. Dengan adanya pengembangan kurikulum, pendekatan pembelajaran, evaluasi belajar dan pembelajaran, serta pemecahan masalah pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Karena setiap kegiatan pembelajaran guru berpangkal pada suatu kurikulum, begitu juga dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum, hal itu menunjukkan bahwa dalam tugas pembelajran dipersyaratkan agar guru memahami kurikulum.

            Kedelapan bab dalam buku Belajar dan Pembelajaran ini berupa pengarahan bagi para calon guru agar nantinya menjadi guru yang profesional dan dapat mengikuti perkembangan jaman terutama dalam bidang pendidikan.

Selasa, 21 April 2015

RESENSI BUKU

JUDUL RESENSI :
KARTINI DAN EMANSIPASI BANGSA
IDENTITAS BUKU
Oleh : Willy Al Yoga ( Admin PBG Tuban )
Judul Buku       : Emansipasi, Surat-surat kepada Bangsanya 1899-1904
Penerjemah     : Sulastin Sutrisno
Penerbit           : Jalasutra
Cetakan           : I, Yogyakarta 2014
Tebal               : xxvii + 578 Halaman
ISBN                : 978-602-8252-96-6

ULASAN BUKU
Membaca Kartini dalam buku ini, kita akan mendapat banyak pencerahan terhadap sosok tangguh yang selalu diperingati setiap  April oleh bangsanya. Buku terjemahan Door Duisternis Tot Licht ini,  pertama kali terbit dengan judul Surat-surat Kartini : Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, 1979, Jakarta: penerbit Djambatan.
 Sebagai anak priayi yang terkungkung adat feodalisme dan kolonialisme ia memberontak. Pembebasan lewat ide yang dituangkan kepada sahabat-sahabatnya di seberang, ia tempuh. Mulai Zeehandelaar, Nyonya Ovink-Soer, Tuan dan Nyonya R.M. Abendanon-Mandri, dan banyak lagi yang lain. Semua pendapat tentang hak, kekayaan budaya bangsanya, pandangan tentang kemajuan, sampai ketidaksetujuan terhadap sikap Bangsa Eropa juga berani ia kemukakan. Tak berlebihan jika dari hasil baca surat-suratnya, kita mendapati contoh ketangguhan seorang perempuan Jawa (Indonesia) yang multitalenta. Ia seorang pemikir, penulis, seniman dan juga penebar kasih sayang pada sesama.
Surat yang tersusun apik mulai 25 Mei 1899 hingga 7 September 1904 itu tak ada yang dihilangkan atau diringkas sesuai yang dikumpulkan R.M. Abendanon-Mandri. Surat pertama ia tujukan kepada nona E.H. Zeehandelaar ( Kartini selalu menyebutnya Stella). Surat yang berlembar-lembar itu banyak berisi luapan keinginan untuk saling bertukar pikiran. Diantaranya tentang kebebasan dan kritik terhadap Peradaban Barat tentang candu, minuman keras, dan madat. Tak canggung pula ia ungkapkan cita-cita besar dalam hal pendidikan kepada sahabat barunya tersebut. Begitupun juga surat-surat kepada sahabat-sahabat lain.
Dari surat-suratnya kita tahu bahwa Kartini adalah manusia biasa. Dengan segala keterombang-ambingannya ia menginginkan perubahan dan kemajuan. Jalan penuh liku diterjangnya. Tak jarang halangan justru datang dari keluarga dan orang-orang yang dibelanya. Di awal perjuangannya, hanya sang ayah dan seorang kakak lelakinya yang sangat mengerti dan mendukung Kartini. Jalan  pendidikan dan pengajaran ia tempuh. Ia pun yakin semua akan tercapai, tapi belum tahu kapan waktunya. Semuanya dimulai dari pendidikan perempuan. Perempuan sebagai pendidik pertama bagi generasinya.  Melalui Nota kepada pemerintah tertanggal 19 April 1903, Kartini dan Roekmini (adiknya) memperjuangkan pendidikan perempuan, juga pendidikan Bangsanya.
Usaha keras yang telah membuahkan hasil untuk belajar di Belanda dan Betawi tidak diambilnya.  Ia memilih untuk segera mulai berjuang dalam dunia pendidikan, merintis sekolah bersama Roekmini. Semua itu juga ada pengaruh bujukan Abendanon untuk tidak meninggalkan Bangsanya. Alasannya, nanti akan kesulitan mencapai cita-cita akibat anggapan negatif bangsa sebagai orang asing. Kartini telah menetapkan pilihan untuk menjadi istri Bupati Rembang. Ia bertekat  bersama sang suami yang mempunyai pandangan dan cita-cita yang sama ia akan melanjutkan cita-citanya. Namun takdir menghentikannya setelah kurang lebih setahun kebersamaan dengan suami, keluarga, dan anak pertamanya (R.M. Soesalit) yang baru berusia 4 hari.
Buku ini merupakan kumpulan surat-surat Kartini yang dilengkapi pikiran yang dikutip dari surat-surat yang tidak diumumkan. Dilengkapi dengan nota kepada pemerintah tentang pendidikan dan artikel bertajuk “Berilah Orang Jawa Pendidikan”, semakin menajamkan perjuangan Kartini terhadap emansipasi. Emansipasi perempuan dan emansipasi bangsa melalui pendidikan. Dari segi penerjemahannya, Sulastin diberi kepercayaan oleh kementerian Cultuur Recreatie en Maatschappelijk Werk di Den Haag atas saran Drs. Rob Nieuwenhuys dan melalui kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta untuk menerjemahkan dokumen penting tersebut. Begitu juga interaksi penerjemah dengan orang-orang yang dekat dan mengetahui riwayat hidup Kartini serta sahabat-sahabat penanya, menjadikan buku ini lebih berkualitas.
Kemudahan informasi yang disampaikan juga karena didukung penggunaan bahasa dan penyesuaian dengan konteks kekinian. Dengan Bahasa Indonesia yang komunikatif, Bangsa “Jawa” diganti dengan “bangsanya” karena sebenarnya yang didamba Karrtini adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia. Buku ini juga cocok dibaca oleh berbagai  kalangan mulai remaja, ilmuwan, seluruh bangsa yang menghargai sejarah dan perjuangan. Kalimat-kalimat semangat  yang ada sangat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mendapat ruh perjuangan Kartini. Semuanya dapat diambil hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Desain yang formal sedikit menjadi kekurangan karena benar-benar hadir sebagai buku sejarah bak kitab suci bagi kata “emansipasi”. Namun dengan keingingintahuan pembaca, semangat membara Kartini dapat ditangkap mulai dari gambar Kartini dengan segala pernik animasi sampai rangkaian kata yang berwujud ideologi. Dari karya besar ini, kita bisa tahu secara lengkap rekam jejak budaya literasi yang digaungkan Kartini.Tak berlebih juga jika harapan itu dapat berimbas pada setiap generasi hingga kini dan nanti demi kemajuan bangsa.

Jika ingin membaca buku ini anda  dapat menemukannya di Perpustakaan PBG Tuban Jl.Panglima Sudirman 283, dan masih banyak lagi koleksi buku lainnya...

Rabu, 11 Maret 2015

LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH
PUSAT BELAJAR GURU TUBAN
TAHUN 2015


I.                 PENDAHULUAN
            Guru sebagai pendidik professional harus memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan ahlak mulia. Guru harus memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian guru harus memiliki kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial dalam mengembangkan mutu kinerja mereka. Dengan berperan aktif dalam berbagai kegiatan ilmiah, guru akan senantiasa dapat mewujudkan cita-cita luhur bangsa yang tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan fungsi pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
            Pusat Belajar Guru, merupakan unit akademis yang bertujuan untuk menyediakan dukungan dan layanan kepada para guru & pendidik untuk dapat meningkatkan kemampuan pedagogis serta profesionalismenya sebagai seorang tenaga pendidik.
   Sebagai bagian dari upaya meningkatkan profesionalitas tersebut, Pusat Belajar Guru Tuban menyelenggarakan LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH bagi Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Pemerhati Pendidikan Se-Kabupaten Tuban.

II.              TEMA LOMBA:
KREATIFITAS DAN INOVASI MEMBUAT PEMBELAJARAN LEBIH BERKUALITAS

III.           TUJUAN LOMBA
1.   Memotivasi dan menginspirasi guru untuk menemukan atau menciptakan pembelajaran terbaik.
2.  Meningkatkan dan mengembangkann minat, bakat kebiasaan dan budaya guru dalam melakukan karya tulis ilmiah atau karya inovatif secara baik dan benar sebagai salah satu kegiatan dari pengembangan profesi guru.
3. Mendesiminasikan berbagai pengalaman guru yang berhasil meningkatkan mutu pembelajaran (best practice) sebagai referensi bagi guru lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
4.  Meningkatkan teknologi informasi dan komunikasi serta media lainnya yang berbasis kearifan local dalam proses pembelajaran.

IV.            KETENTUAN LOMBA
1.       Lomba bersifat perorangan dan kelompok (maksimal 3 orang)
2.      Hasil karya kreatifitas sesuai dengan ruang lingkup tema yang dipilih
3.       Isi Naskah lomba berupa:
a.   Upaya nyata guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang menggambarkan kreatifitas dan inovasi guru mulai dari perencanaan (PTK)
b.  Berdasarkan pengalaman nyata yang telah dilakukan peneliti untuk meningkatkan kinerja sekolah (PTS)
4.     Peserta hanya boleh mengirimkan satu karya lomba individu dan atau satu karya kelompok (maksimal 3 orang) sesuai dengan tema yang dipilih.
5.      Persyaratan administrasi:
a. Pernyataan penulis bahwa karya tersebut seluruhnya asli hasil karya sendiri, bukan plagiat dan belum pernah diikutsertakan pada lomba lain. 
b.    Biodata peserta
c.  SK terakhir menjadi guru PNS atau non PNS (guru tetap yayasan dan guru honorer pada sekolah negeri yang diangkat oleh pejabat berwenang) (guru)
d.    Identitas yang masih berlaku.
e.    Lembar pengesahan naskah lomba oleh kepala sekolah.
6.       Naskah lomba dikirim kepada panitia lomba dengan ketentuan sebagai berikut:
a.    Diketik menggunakan kertas ukuran A4 dengan ketikan 1,5 spasi dengan huruf ukuran 12, serta  jenis huruf Times New Roman.
b.    Maksimal 20-40 halaman (selain lampiran)
c.    Dijilid dan diberi sampul
d.    Kerangka penulisan naskah lomba terdapat pada lampiran.
e.    Wajib disertai dengan soft copy naskah lomba
f.    Naskah lomba dan bukti fisik lainnya di masukkan ke dalam sampul, pada pojok kiri atas sampul ditulis “Lomba Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2015”
g.    Bagi peserta yang ditetapkan sebagai finalis lomba, membawa bahan presentasi berupa file dalam VCD  atau bentuk lain untuk dipresentasikan dan rekaman audio visual karya lomba.
7.  Naskah lomba dan atau rekaman audio visual finalis menjadi milik panitia dan hak penerbitan berada pada Pusat Belajar Guru Tuban.

V.               RUANG LINGKUP LOMBA
            Bidang kegiatan yang dilombakan pada Lomba Penulisan Karya Ilmiah 
          Tahun 2015:
1.      Hasil Penelitian Eksperimen, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan PTS.
2.  Best Practice tentang kegiatan yang telah dilaksanakan dalam menemukan solusi atas permasalahan yang dihadapi.
3.      Karya inovatif yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa:
a.       Penerapan Teknologi Tepat Guna 
Karya teknologi tepat guna yang berbasis kearifan lokal merupakan karya hasil  rancangan/ pengembangan/ percobaan dalam  bidang  sains dan atau
teknologi yang dibuat atau dihasilkan dengan menggunakan bahan, sistem, atau metodologi tertentu dan dimanfaatkan untuk melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampu.
b.      Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum
1)      Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat yang digunakan untuk membantu kelancaran proses pembelajaran/bimbingan pada khususnya dari proses pendidikan di sekolah untuk digunakan pada mata pelajaran yang diampu.
2)      Alat peraga
Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperjelas konsep/ teori/cara kerja tertentu yang dipergunakan dalam proses pembelajaran atau bimbingan pada mata pelajaran yang diampu.
3)     Alat praktikum
Adalah alat yang digunakan untuk praktikum pada mata pelajaran yang diampu.
c.       Menciptakan dan atau mengembangkan karya seni sesuai dengan mata pelajaran yang diampu

VI.            ASPEK YANG DINILAI
1.      Keaslian atau orisinalitas hasil karya lomba
2.      Bersifat kreatif dan inovatif
3.      Karya mengarah pada  unsur spesifik/khas
4.      Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik
5.      Kesesuaian dengan situasi/kondisi tempat guru bertugas (kearifan lokal)
6.      Kebermanfaatan dalam proses pembelajaran
7.      Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
8.      Memenuhi aspek APIK (asli, perlu, ilmiah, dan konsisten).


VII.         PERSYARATAN
1.      Karya belum pernah menjadi pemenang dalam lomba sejenis.
2.  Karya belum pernah dipublikasikan dalam media dalam kurun waktu 2 (dua tahun) terakhir.
3. Karya tulis yang memenuhi syarat akan dipilih 6 besar untuk mengikuti babak presentasi/seminar.
4.     Karya tulis yang masuk 10 besar terbaik berhak untuk dipublikasikan melalui jurnal ilmiah PBG Tuban.

VIII.      KEJUARAAN DAN HADIAH
1.      Pemenang kategori individu:
a.       Juara 1 hadiah Rp 1.500.000,00
b.      Juara 2 hadiah Rp 1.000.000,00
c.       Juara 3 hadiah Rp 750.000,00
2.      Pemenang kategori Tim: Juara 1 hadiah Rp 1.500.000,00
3.      Finalis dan Peserta menerima piagam penghargaan dari Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah raga Kabupaten Tuban.

IX.            WAKTU PELAKSANAAN DAN KETENTUAN PESERTA
1.      Lomba dibuka sejak tanggal 15 Pebruari - 15 Juni 2015,
2.      Penjurian tanggal 16 - 20 Juli 2015
3.      Seminar Finalis 24 - 25 Juni 2015
4.      Pengumuman tanggal 30 Juni 2015.
5.      Penerbitan Jurnal: Juli 2015.

X.               MEKANISME REGISTRASI DAN PENGUMPULAN KARYA
1.      Naskah karya PTK/PTS dikirimkan kepada: Panitia Lomba Penulisan Karya Ilmiah Pusat Belajar Guru Tuban Jl. Panglima Sudirman No 283 Tuban, dan soft copy file dikirim ke E-mail: pbg_tuban@yahoo.com. Penerimaan naskah lomba paling lambat tanggal 15 Juni 2015 (cap pos dan e-mail pukul 24.00 wib).
2.      Peserta mengirimkan karya tulis dalam bentuk hard copy sebanyak 3 rangkap via pos atau dikirim langsung. Jika telah mengirim karya diharapkan konfirmasi   ke   081553737238 dengan   format:    Nama  Peserta /Ketua Tim_Unit Kerja/Instansi. Judul Karya. Selain itu, peserta mengirim soft file karya tulis dalam bentuk pdf dengan format nama file sebagai berikut: Nama Pesrta/Ketua Tim_Unit Kerja/Instansi_ 3 Kata Pertama dari Judul Karya (Contoh: Andri_SDN Kebonsari II_ Peningkatan Prestasi Belajar), file dikompres ke bentuk zip/rar dan dikirim via e-mail ke E-mail: pbg_tuban@yahoo.com.
3.      Karya tulis dan berkas kelengkapannya dimasukkan dalam amplop coklat tertutup, di sudut kiri atas amplop ditulisi “LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH PBG TUBAN TAHUN 2015”.

XI.            SUSUNAN PANITIA LOMBA PENULISAN KARYA ILMIAH
a.         Pelindung               : Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan olah raga Kab Tuban
b.         Penanggung jawab: Fathul Muin, M. Pd.
c.         Ketua                     : Ismail, S. Pd., M. Pd
d.        Sekretaris               : 1. Rita Fatmawati, S. TP.
                2. Syamsul Effendi, S.T.
e.         Bendahara             : Dra. Muniroh

f.          Seksi Publikasi      : 1. Ponco Bagyo S, ST.
                                                   2. Dudung Kusno Adi, ST.
                                                   3. Dra. Dewi Insani, M.Pd.
                                                   4. Vera Khairun Nissa, M.Pd.

g.         Juri Lomba             :
1.    Sumarno, SH, M.Hum (Diknas)
2.    EMCL
3.    PSF-SDO
4.    DR. Dian Supiana, M.Pd. 
     (Universias PGRI Ronggolawe Tuban).

h.         Penyeleksi Naskah Awal:
1.    Fathul Muin, M. Pd.
2.    Ismail, S.Pd., M.Pd.
3.    Drs. Sucandi, M. Pd.
4.    Drs. M. Choirur Rofiq, M. Pd.
5.    DR. Zaenal Arifin, M. Pd.
6.    Umirindiyah, S.Pd., MM.
7.    Yatiningsih, S.Pd., M.Pd.
8.    Tri Erni H, M. Pd.
9.    Dra. Kasriatin, M. Pd.


XII.         PENUTUP
Demikian Panduan Lomba Penulisan Karya Ilmiah ini dibuat dengan harapan dapat digunakan sebagai pedoman untuk pelaksanaan lomba. Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuannya guna mendukung suksesnya kegiatan tersebut.