PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI
TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SISWA SMK NEGERI 2 TUBAN
Oleh Ninis Mei Listiani, M.Pd
Guru Ahli PBG Tuban
Pemerintah
beserta segenap bangsa Indonesia telah berupaya dnegan sepenuh hati,
sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia (Sudarwati, Sri . 2009.
Malang). Implementasi prakerin Langkah konkrit yang ditempuh adalah melalui
penyelenggaraan pendidikan yang merupakan salah satu langkah penting dalam
proses pencerdasan bangsa. Sektor pendidikan yang merupakan salah satu langkah
penting dalam proses pencerdasan bangsa, merupakan sector yang secara
terus-menerus dan dari waktu kewaktu dibenahi, ditata sedemikian rupa seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini terbukti dengan adanya
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar
yang ditandai dengan peningkatan alokasi anggaran sebesar 20% sesuai dngan
amanat undang-undang , peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program
sertifikasi guru dan dosen serta kegiatan-kegiatan lain yang intinya upaya
peningkatan kompetensi siswa serta institusi pendidikan itu sendiri.
Lembaga
pendidikan merupakan salah satu institusi yang mendasari pengembangan
pengetahuan dan keterampilan manusia, pendidikan tidak hanya berusaha membekali
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan orang bisa bekerja sebagai
kekuatan untuk mengubah ekonomi masyarakat, melainkan juga memberikan nilai –
nilai, cita – cita, sikap serta aspirasi yang langsung atau tidak berkaitan
dengan kepentingan pembangunan suatu bangsa.
Dalam
undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS) Pasal 3 ditegaskan tentang dasar fungsi dan tujuan Pendidikan
Nasional yang berbunyi:
Pendidikan nasional
mengembangkan kemampuan dan membenahi watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi earga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab*
Dari
pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan bangsa Indonesia
senantiasa berusaha menyelenggarakan satu system pendidikan yang bertujuan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, oleh sebab itu intuisi
dalam hal sekolah sebagai lembaga pendidikan yang ditunjuk dan diberi
kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan berupaya membangkang system,
metode dan pola – pola pendidikan kearah pencapaian pendidikan nasional sesuai
dengan tuntutan zaman dengan segala aktifitasnya. Sekolah berusaha menggali
potensi – potensi peserta didik untuk kemudian dikembangkan dan dipersiapkan
guna mewujudkan suatu bangsa yang kokoh
dan dapat mensejajarkan diri dengan
bangsa lainnya dalam pergaulan internasional yang harmonis dan dinamis. Fokus
utama pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembanagunan seluruh
masyarakat Indonesia adalah manusia , factor manusia bertindak sebagai objek
pebangunan sekaligus sebagai subjek pembangunan.
Suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahkan disangkal bahwa pendidikan kita
belum merata dan belum bisa dinikmati oleh masyarakt luas khususnya masyarakta
yang berpenghasilan rendah, kelompok masyarakat yang pupnyalah yang menikmati
pendidikan, di kemukakan bahwa
pendidikan terkesan semata-mata kewajiban pemerintah, padalahl untuk
mengatasinya pembiayaan p endidikan pemerntah memiliki kemampuan yang kecil,
oleh karena itu maka pemerintah melibatkan masyarakat dalam menangani
pendidikan.
SMK
Negeri 2 Tuban sebagai sebagai salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan yang
memiliki visi menghasilkan lulusan berwawasan interpreuneership dan mampu
bersaing di era global, untuk saat ini sedang giat giatnya meningkatkan
hubungan antara sekolah dengan DU/DI baik dalam maupun luar negeri untuk pelaksanaan
prakerin dan penyaluran lulusan sebagai salah satu misi sekolah bertaraf
internasional ini.
Salah
satu langkah strategis yang ditempuh dalam upaya meningkatkan mutu serta
kualitas lulusan SMK Negeri 2 Tuban antara lain sekolah diberikan kebebasan penuh
untuk mengelola kurikulum berbasis kompetensi dengan lebih memperhatikan muatan
local (mulok) yang dapat menjebatani antara sekolah dengan dunia usaha dan
industry ( stake holders ) yang umumnya dikenal dengan istilah “link and match”
(kesesuaian dan kesepadanan) dan salah satu program yang diunggulkan bahkan
diwajibkan untuk diikuti oleh setiap siswa SMK Negeri 2 Tuban adalah Program
Praktik Kerja Industri (Prakerin) sehingga kedepan sangat relevan dengan
semboyan “SMK BISA!!!” Pendidikan system Ganda (dual system) atau PSG lebih
popular dengan sebutan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Dasar hukumnya
kepmendiknas R.I Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda pada
Sekolah Menengah Kejuruan, PSG merupakan suatu bentuk penyelenggaraan
pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistimatik dan sinkron
program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh
melalui kegiatan bekerja di dunia kerja, terarah untuk mencapai tingkat
keahlian professional tertentu. Implementasi PSG ini meliputi pelaksanaan di
sekolah dan dunia usaha/ dunia Industri (DU/DI). Sekolah membekali siswa dengan
materi pendidikan umum (normative), pengetahuan dasar penunjang (adaptif),
serta teori dan keterampilan dasar kejuruan (produktif). Praktek Kerja Industri
(Prakerin) merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda yang merupakan inovasi
pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di
perusahaan atau industry ytang merupakan bagian integral dari proses pendidikan
dan pelatihan di SMK. PSG diilhami oleh dua system (dual system) sesuai
kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam pada kurikulum SMK edisi 1999 dan lebih
disempurnakan pada kurikulum SMK edisi 2004.
Tujuan
dari pelaksanaan prekerin antara lain:
1. Pemenuhan
kompetensi sesuai dengan tuntunan Kurikulum
2. Implementasi
kompetensi dalam dunia kerja
3. Penumbuhan
etosa kerja/pengalaman kerja
Salah
satu program keahlian yang paling diminati oleh masyarakat di SMK Negeri Tuban
yaitu Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Tujuan diadakannya program
keahlian ini adalah menghasilkan lulusan yang berakhlak, memiliki wawasan ilmu
pengetahuan serta keterampilan khususnya dibidang Administrasi Perkantoran.
Secara khusus tujuan program kahlian Administrasi Perkantoran adalah membekali
peserta didik denganpengetahuan, ketrampilan dan sikap yang kompeten di
bidangnya.
Seperti
halnya program kahlian yang lain, siswa dari Program Keahlian Aadministrasi
Perkantoran ini juga diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Industri. Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN) adalah merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan
duluar proses BElajar Mengajar dan dilaksanakan pada perusahaan /Industri atau
instansi yang relevan. Secara umum pelaksanaan program Praktetk Kerja Industri
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dibidang
teknologi, penyesuaian diri daengan situasi yang sebenarnya, mengumpulkan
informasi dan menulisa laporan yang berkaitan langsung dnegan tujuan khusus. Setelah siswa
melaksanakan program Praktek Kerja Industri secara khusus siswa diharapkan
memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan-kegiatan
praktek yang berhubungan langsung dengan teknologi. Dan mempersiapkan para
siswa/ siswi untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim dan
menembangkanpotensi dan keahlian sesuai dnegan minat dan bakat masing-masing.
Serta menambah wawsasan pengetahuan dan pengalaman dalam kerja sehingga hal ini
siswa dalam pembelajaran di sekolah tidak hanya memahami seluk beluk dalam
kerja di sebuah perusahaan, sehingga dalam masa yang akan datang di saat siswa
sudah memasuki dunia kerja tidaka mengalami keraguan maupun merasa tidak percaya
diri dengan demikian diharapkan dari hasil praktek kerja industry ini siswa
dapat pengalaman kerja yang lebih baik.
Prakerin bagi siswa SMK adalah untuk mengetahui lebih dini dari pada lingkungan
kerja sesuai dengan bidangnya, tidak hanya kompetensi yang dibutuhkan , tetapi
juga social skill, bagaimana berinteraksi dengan sesame teman, anak buah,
atasan, menyampaikan pesan dan perintah, dan lain-lain yang tidak diajarkan
di sekolah. Makin lama dan ikut bekerja
pada saat prakerin, akan menyebabkan peserta
prakerin akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja pada saaat
yang bersangkutan lulus, hal lain, bila yang bersangkutan rajin, di tempat
prakerin, bila sudah lulus, pada umumnya mereka
mendapat tawaran untuk bekerja di tempat tersebut.
Dengan
adanya PRAKERIN ini, secara khusus siswa dari Program Keahlian Administrasi
Perkantoran diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan kemampuan
berkomunikasi yang baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat.
Siswa juga belajar untuk menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi
informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Mereka juga
nantinya diharapakan memiliki kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan ,
mengorganisasi dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawab. Selain itu
selama dalam proses belajar di dunia usaha dan industri tersebut, selama ini
terbukti bisa meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola surat/ dokumen
sesuai dengan standar operasional dan prosedur untuk mendukung tugas pokok
lembaga. Mereka juga belajar untuk menerapkan dan mengembangkan pelayanan
terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak. Dalam dunia
usaha dan industry yang mereka alami selama prakerin, mereka juga memepelajari
mengelola administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan
dan dipertanggungjawabkan.
Selama
ini, praktek kerja industry (Prakerin) memang sudah dijadikan salah satu
persyaratan kompetensi yang harus dilalui siswa SMK. Tempat praktik atau tempat
magang dapat dikelompokkan menjadi tiga sasaran utama yaitu perusahaan/
industry berskala besar, menengah dan kecil, dan sudah pasti pilihan jatuh pada
perusahaan /industru yang besar sebagai tempat praktik dengan harapan untuk
memeperoleh penugasan dalam praktik sesuai dengan kompetensi yaitu bidang
perkantoran. Namun kenyataannya, tidak banyak dunia industry di dalam negeri
yang mau menerima siswa untuk melakukan praktek kerja, hanya perusahaan kecil
saja yang senantiasa membuka pintu dan menerima siswa untuk praktik. Mengapa
hal itu bisa terjadi? Apa yang menyebabkan atau melatar belakangi kurang
terbukanya perusahaan/ industry yang menjadi harapan?
Berdasarkan
pengamatan dan informasi dari sejumlah pihak yang terkait ada sejumlah
permasalahan yang dialami dalam melakukan kegiatan prakerin antara lain:
1.
Kurangnya tingkat partisipasi dunia usaha
mitra kerja (DU/DI) dalam menerima peserta prakerin
2.
Ketidaksesuaian antara kompetensi yang
dimiliki siswa dnegan aktivitas yang dilakukan di tempat prakerin
3.
Biaya yang timbul dalam kegiatan prakerin
4.
Bekal materi/ kompetensi siswa mengikuti
alur kerja secara nyata yang masih
dianggan kurang.
5.
Serta unsur-unsur lainyang terkait dalam
penunjang pelaksanaan prakerin apakah itu berasal dari dalam internal sekolah.
Memperhatikan
sejumlah permasalahan yang ada di SMK Negeri 2 Tuban maka hendaknya kita harus
melakukan langkah-langkah antara lain:
1.
Materi yang dibahas untuk bekal prakerin
harus dilakukan secara intensif artinya siswa harus sudah memiliki kompetensi
yang diharapkan DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri).
2.
Materi yang diberikan adalah semua
kompetensi dasar yang ada dalam program keahlian administrasi perkantoran.
3.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan
adalah pendekatan supervisor dengan memberikan kemandirian penuh kepada siswa
untuk menyelesaikan atau memecahkan kasus secara mandiri.
4.
Peserta prakerin harus memiliki
pengetahuan lebih
5.
Kunjungan industry ke perusahaan yang juga
disesuaikan dengan kompetensi siswa SMK Negeri 2 Tuban
Namun dalam perkembangannya masing-masing
telah menyadari bahwa peningkatan
kualitas dari SDM memegang peranan yang sangat
penting dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dewasa ini.
Kualitas SDM yang baik juga merupakan syarat utama bagi keberhasilan sector
industry untuk tumbuh berkembang ddalam menghadapi persaingan usaha . oleh
karenanya, sebagai alat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai
maka sektor industry harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang professional dan kompeten dalam bidangnya
masing-masing didukung dnegan tingkat moralitas yang tinggi.
Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) mempunyai peranan yang sangat
strategis dalam menciptakan tenaga kerja tingkat menengah yang siap mengisi
kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini dan masa yang akan datang.
Oleh karena itu sistem pendidikan kejuruan haruslah mampu menghasilkan kulusan
yanag lebih siap untuk bekerja (employability).
Hal ini berarti bahwa sistem pendidikan ang ada harus diarahkan dari yang
bersifat akademis (teoritis) ke hal-hal yang bersifat praktid, dan dari
yang berfokus pada peningkatan
ketrampilan (skill) atau dengan kata lain sistem pendidikan yang ada harus
lebih diarahkan pada bentuk pengajaran yang langsung berhubungan dengan suatu
bidang pekerjaan tertentu.
Memperhatikan permasalahan yang dihadapi
oleh sekolah, guru maupun para siswa yang mengikuti prakerin yang dilaksankan
selama ini terkesan bahwa pelaksanaan kegiatan prakerin terkesan tidak
sebanding dengan antara pengorbanan baik financial amaupun non financial dnegan
hasil yang diperoleh siswa. Pertanyaan yang munculapa yang diperoleh siswa
setelah prakerin ? barangkali pertanyaan inilah yang harus menjadi perhatian
pihak pihak terkait baik kalangan sekolah, orang tua, DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri)dan pemerintah.
Untuk menjawab pertanyaan itu, adakah nilai tambah (value added) dari kegiatan prakerin ? ADA!!! Dengan tegas dikatakan
nilai tambah akan dimiliki siswa sebab selama prakerin siswa akan memperoleh
tambahan ilmu praktis yang sangat menunjang dan terkait dengan proses
penyelesaian pekerjaan yang identic dengan kejadian riil (sesungguhnya ) dan
dapat dikatakan materi sangat relevan dengan bidang kompetensi yang dimiliki
dan dikehendaki.
Namun untuk saat ini, yang merupakan
prioritas dari pengguna jasa adalah bagimana mendapatkan lulusan yang menguasai
berbagai keahlian praktis seperti misalnya penggunaan masalah dengan baik, bisa
bekerja dengan orang lain maupun team
(teamwork), dapat membuat suatu perencanaan dengan baik dan sebagainya. Hal
tersebut tidak berarti bahwa kurikulum yang sudah ada harus dirubah total akan
tetapi barangkali system pengajaran yang sudah ada harus diarahkan ke sesuatu
yang bisa meningkatkan keahlian-keahlian tersebut.
Selain masalah “skill” yang juga patut
dipertimbangkan sekolah-sekolah adalah bagiamana meningkatkan kualitas dari
lulusan agar lebih berkepribadian, mempunyai etos kerja, jujur (honest), disiplin (self discipline) dapat dipercaya (trustworthy) loyal dan bertanggungjawab. Oleh sebab itu dalam
melakukan proses pembelajaran:
1.
Sekolah harus mencoba untuk mempengaruhi
perilaku dan tingkah laku, tidak hanya sekedar bagaimana meningkatkan
pengetahuan mereka. Yang kita inginkan adalah bagaimana mereka dapat teampil
lebih bai dan lebih siap untuk bekerja, tidak hanya bagaiman aagar dapat lulus
dnegan baik dari ujian.
2.
Sekolah harus mengajarkan kepada mereka
bagaimana dapt melakukan analisis
terhadap keadaan/ persoalan mereka sendiri, tanpa tergantung pada pihak lain .
untuk itu kita juga harus memberi mereka bekal agar mereka mampu menganalisa sendiri apa yanag
dibutuhkan oleh mereka dan berusaha
memecahkannya sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
3.
Sangatlah penting mengajartkan kepada
mereka bagaimana melakukan segala sesuatu secara benar, tidk hanya sekedar
mengikuti aturan-aturan , teori-teori atau norma-norma yang berlaku secara umum
yang mungin tidak tepat diterapkan pada
usaha. Harus juga ditekankan kepada mereka, dunia bekerja tidaklah sama dengan
dunia sekolah.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi, dunia pendidikan harus segera
melakukan perubahan/ penyesuaian untuk meningkatkan efisiensi maupyn kompetensi
melalui berbagai perubahan, termasuk di dalamnya: (a) peningkatan sistem
pendidikan agar lebih efisien dan kompeten (b) me-riview kurikulum, dan (c)
penggunaan teknologi informasi (IT) yang
lebih maju. Di lihat dari kacamata ini pengembangan adan penyempurnaan kurikulum yang dilakukan oleh SMK ini merupakan langkah yang sangat
tepat dan strategis untuk lebih meningkatkan kesiapan kerja dari lulusannya dan
mengurangi tingkat kesenjangan yang sampai sekarang masih menjadi permasalahan
mendasar bagi DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri). Kesenjangan itu sendiri,
pada masa yang lalu lebih diakibatkan karena kurangnya komunikasi timbal balik
antar pihak lembaga pendidikan dengan pihak DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri) .
Namun dalam perkembangannya masing-masing
telah menyadari bahwa peningkatan kualitas dari SDM memegang peranan yang
sangat penting dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dewasa ini. Kualitas
SDM yang baik juga merupakan syarat utama bagi keberhasilan sektor industry
untuk tumbuh bekembang dalam menghadapi persaingan usaha. Oleh karenanya ,
sebagai alat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai maka
sektor industry harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang professional dan
kompeten dalam bidangnya masing-masing didukung dnegan tingkat moralitas yang
tinggi.
Maka dnegan demikian mari kita selalu
saling bahu membahu meningkatkan kompetensi institusi, siswa dan infrastruktur
pendukung lainnya dalam rangka mempersiapkan siswa terjun ke DU/DI (Dunia Usaha
/Dunia Industri) agar sesuai yang diharapkanoleh sekolah, DU/DI (Dunia Usaha
/Dunia Industri), orang tuan dan siswa itu sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar