Kamis, 23 April 2015

RESENSI BUKU 
JUDUL RESENSI : KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
Oleh : Syamsul Effendi


Identitas Buku
Judul Buku      : Kepemimpinan Yang Efektif
 Penulis            : Hadari Nawawi, M. Martini Hadari
ISBN               : 979-420-798-5
Penerbit           :  Gadjah Mada University Press
Cetakan           :  ke-6
Tahun Terbit    :  2012
Isi                    :  xii+ 233 halaman


Penulis : Prof. Dr. H Hadari Nawawi, Guru Besar Utama Universitas Terbuka lahir di Pemangkat Sambas Kalimantan Barat, 18 Januari 1942. Karirnya sebagai pendidikan dimulai semasa masih menjadi mahasiswa 1961-1965. Disamping mengajar Prof. Dr. H Hadari Nawawi juga pernah menjabat sebagai pembantu dekan Koordinator 1 IKIP Bandung banyak tanda jasa dan penghargaan yang telah diperoleh seperti Satya Lencanakarya Setia kelas 1 dari Presiden Republik Indonesia.

Synopsis : Kepemimpinan berlangsung dalam kehidupan manusia sehari-hari. Kepemimpinan sebagai suatu proses dapat berlangsung di dalam dan di luar suatu organisasi. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang dinamis, karena berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai sistem kerjasama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang bersifat dinamis pula. Kepemimpinan yang efektif merupakan proses yang bervariasi, karena dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin dalam mewujudkan hubungan manusiawi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Didalam proses seperti itu kepemimpinan akan berlangsung efektif, apabila fungsi-fungsi kepemimpinan diwujudkan sesuai dengan type kepemimpinan yang mampu memberikan peluang bagi orang yang dipimpin, untuk ikut berperan serta dalam menetapkan dan melaksanakan keputusan-keputusan. Dengan demikian berarti setiap kreativitas dan inisiatif dalam kepemimpinan yang efektif harus disalurkan dan dimanfaatkan. Kepemimpinan merupakan masalah manusia, karena yang memimpin dan yang dipimpin adalah manusia, yang memiliki berbagai keterbatasan. Keterbatasan tersebut tidak dapat dilampaui manusia, yang mengharuskan kepemimpinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kepemimpinan yang dipimpin. Prosesnya dapat dimanifestasikan dalam kegiatan kaderisasi, yang dapat menjadi sarana untuk secara terus menerus meningkatkan kualitas kepemimpinan, karena kepemimpinan tidak dapat dilaksanakan sekedar sebagai kegiatan rutin.

Kepemimpinan yang efektif seperti tersebut di atas, hanya terwujud jika mampu menghormati hak-hak asasi manusia, meskipun akan selalu menghadapkan kepemimpinan pada berbagai konflik. Untuk itu kepemimpinan yang efektif harus mampu menyelesaikan setiap konflik, sebagai bagian dari prosesnya yang dinamis.

Ikhtisar : Memang tidak mudah menjadi seorang pemimpin yang baik, tengoklah ada pemimpin yang memiliki legitiminasi, tetapi dia memposisikan dirinyan sebagai minoritas yang powerless, ada bahkan pemimpin resmi yang menempatkan dirinya sebagai oposisi dan melakukan perlawanan dari jauh, ada bahkan pemimpin tidak peduli dengan orang-orang yang dipimpinya, sebaliknya dia malah berasik-asik mempertahankan kekuasaan.
RESENSI BUKU 
JUDUL RESENSI : BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Oleh : Septiar Mibnul (Staff PBG Tuban)

IDENTITAS BUKU
Judul Buku      : Belajar dan Pembelajaran
Penulis             : Dr. Dimyati dan Drs.Mudjiono
Penerbit           : Rineka Cipta
Cetakan           : 5,  2013
Tebal               : ix, 298 Halaman. ; 20,5 cm
ISBN                : 978-979-518-823-0


ULASAN BUKU

Buku Belajar dan Pembelajaran yang diterbitkan dengan kerjasama antara Departemen Pendidikan & Kebudayaan dengan Penerbit Rineka Cipta ini bertujuan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan tenaga kependidikan dengan memberikan dasar, arah, dan titik tolak kegiatan perkuliahan sehingga perkuliahan dapat dilakukan lebih terprogram.

Belajar merupakan hal yang kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses, yakni proses mental dalam menghadapi bahan belajar yang berupa keadaan, hewan, tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah terhimpun dalam buku pelajaran. Dari segi guru proses belajar tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal. Belajar merupakan proses internal yang kompleks, melibatkan ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seyogianya guru dapat mengatur acara pembelajaran yang sesuai fase-fase belajar dan hasil belajar yang dikehendaki.

Buku ini memuat hal yang harus diketahui dan diperhatikan oleh pendidik dalam menyusun acara pembelajaran. Di antaranya prinsip belajar dan asas pembelajaran, motivasi belajar, pendekatan CBSA dan keterampilan proses, masalah-masalah belajar, serta pengembangan kurikulum.

Bermanfaat bagi para pendidik, calon pendidik, dan praktisi pendidikan.

Buku ini terdiri dari 8 bab yang setiap babnya terdapat subbab- subbab didalamnya. Bab pertama berjudul Hakikat Belajar dan Pembelajaran yang terdiri dari 3 sub bahasan. Bab satu membahas tentang hakikat belajar dan pembelajaran itu sendiri; ciri-ciri umum belajar dan pembelajaran; langkah-lagkah pembelajaran; tujuan pembelajaran dan belajar; unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran. Bab ini merupakan bab pengantar untuk bab-bab selanjutnya. Sehingga terdapat keterkaitan antara bab ini dengan yang lainnya.

            Bab dua yang berjudul Prinsip-prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran inti bahasannya adalah tentang teori-teori dan prinsip-prisip belajar. Di antara prinsip-prinsip belajar yang penting adalah perhatian dan motivasi belajar siswa, keaktifan belajar, keterlibatan dalam belajar, pengulangan belajar, tantangan semangat belajar, pemberian balikan dan penguatan belajar, serta adanya perbedaan dalam perilaku belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut bertujuan untuk meningkatkan usaha belajar siswa dan pembelajaran dari guru.

            Bab 3 yaitu Motivasi Belajar memeiliki keterkaitan yang erat dengan bab sebelumnya yang membahas tentang prinsip-prinsip belajar. Pokok bahsannya adalah jenis motivasi belajar bagi siswa, pentingnya motivasi dalam belajar, serta upaya peningkatan motivasi belajar siswa. Selain jenis motivasi juga dijelaskan tentang sifat motivasi belajar siswa. Sedangkan tujuannya adalah agar guru dapat bertindak taktis dan kreatif dalam mengelola motivasi belajar siswa, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal sebagai perwujudan program belajar sepanjang hayat.

            Bab selanjutnya tentang Pendekatan CBSA dan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran. Pada bab ini ditekankan bahwa kegiatan belajar yang menjadikan guru sebagai pelaku utama adalah salah pengertian. Hal ini perlu di tinggalkan dan diperbaiki dengan adanya pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Pendekatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan keterlibatan intelektual-emosional-fisik siswa dalam memperoleh pengetahuan, sikap, nilai dan keterampilan. Pembelajaran dengan CBSA dapat dilakukan guru dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP). PKP sendiribersumber dari kemampuan-kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa.

            Bab kelima yaitu Pendekatan Pembelajaran merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Peran guru adalah sebagai penentu pendekatan yang akan digunakan yang sebaiknya sesuai dengan pendekatan CBSA, sehingga terjadi peningkatan kemampuan siswa.

            Bab enam yaitu Konsep Dasar Evaluasi Belajar dan Pembelajaran menjelaskan tentang evaluasi dalam proses pendidikan, selain itu juga tentang fungsi, tujuan, sasaran, dan prosedur evaluasi hasil belajar dan pembelajaran. Dalam evaluasi hasil belajar disebutkan pula kaidah-kaidah penulisan untuk tiap-tiap bentuk soal. Evaluasi hasil belajar berfungsi untuk diagnostik dan pengembangan, seleksi, kenaikan peringkat belajar, serta penempatan siswa. Tujuan dari evaluasi-evaluasi tersebut adalah guna meningkatkan kualiatas hasil belajar siswa.

            Masalah-masalah Belajar yang dibahas pada bab tujuh berkaitan juga dengan bab tiga tentang Motivasi Belajar. Namun pada bab ini lebih ditekankan pada penjelasan tentang masalah pada pembelajaran yang berupa masalah ekstern dan intern, dijelaskan juga tentang penyebab timbulnya masalah-masalah pembelajaran dan alternatif pemecahan masalah-masalah tersebut. Sedangkan guru dalam bab ini diharapkan memiliki kemampuan melakukan penelitian secara sederhana agar dapat menemukan masalah-masalah belajar dan memecahkan masalah tersebut dalam rangka peningkatan kualitas belajar siswa.

            Bab delapan yaitu Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum sebenarnya adalah inti dari bab-bab sebelumnya. Dengan adanya pengembangan kurikulum, pendekatan pembelajaran, evaluasi belajar dan pembelajaran, serta pemecahan masalah pembelajaran dapat tercapai dengan mudah. Karena setiap kegiatan pembelajaran guru berpangkal pada suatu kurikulum, begitu juga dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum, hal itu menunjukkan bahwa dalam tugas pembelajran dipersyaratkan agar guru memahami kurikulum.

            Kedelapan bab dalam buku Belajar dan Pembelajaran ini berupa pengarahan bagi para calon guru agar nantinya menjadi guru yang profesional dan dapat mengikuti perkembangan jaman terutama dalam bidang pendidikan.

Selasa, 21 April 2015

RESENSI BUKU

JUDUL RESENSI :
KARTINI DAN EMANSIPASI BANGSA
IDENTITAS BUKU
Oleh : Willy Al Yoga ( Admin PBG Tuban )
Judul Buku       : Emansipasi, Surat-surat kepada Bangsanya 1899-1904
Penerjemah     : Sulastin Sutrisno
Penerbit           : Jalasutra
Cetakan           : I, Yogyakarta 2014
Tebal               : xxvii + 578 Halaman
ISBN                : 978-602-8252-96-6

ULASAN BUKU
Membaca Kartini dalam buku ini, kita akan mendapat banyak pencerahan terhadap sosok tangguh yang selalu diperingati setiap  April oleh bangsanya. Buku terjemahan Door Duisternis Tot Licht ini,  pertama kali terbit dengan judul Surat-surat Kartini : Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, 1979, Jakarta: penerbit Djambatan.
 Sebagai anak priayi yang terkungkung adat feodalisme dan kolonialisme ia memberontak. Pembebasan lewat ide yang dituangkan kepada sahabat-sahabatnya di seberang, ia tempuh. Mulai Zeehandelaar, Nyonya Ovink-Soer, Tuan dan Nyonya R.M. Abendanon-Mandri, dan banyak lagi yang lain. Semua pendapat tentang hak, kekayaan budaya bangsanya, pandangan tentang kemajuan, sampai ketidaksetujuan terhadap sikap Bangsa Eropa juga berani ia kemukakan. Tak berlebihan jika dari hasil baca surat-suratnya, kita mendapati contoh ketangguhan seorang perempuan Jawa (Indonesia) yang multitalenta. Ia seorang pemikir, penulis, seniman dan juga penebar kasih sayang pada sesama.
Surat yang tersusun apik mulai 25 Mei 1899 hingga 7 September 1904 itu tak ada yang dihilangkan atau diringkas sesuai yang dikumpulkan R.M. Abendanon-Mandri. Surat pertama ia tujukan kepada nona E.H. Zeehandelaar ( Kartini selalu menyebutnya Stella). Surat yang berlembar-lembar itu banyak berisi luapan keinginan untuk saling bertukar pikiran. Diantaranya tentang kebebasan dan kritik terhadap Peradaban Barat tentang candu, minuman keras, dan madat. Tak canggung pula ia ungkapkan cita-cita besar dalam hal pendidikan kepada sahabat barunya tersebut. Begitupun juga surat-surat kepada sahabat-sahabat lain.
Dari surat-suratnya kita tahu bahwa Kartini adalah manusia biasa. Dengan segala keterombang-ambingannya ia menginginkan perubahan dan kemajuan. Jalan penuh liku diterjangnya. Tak jarang halangan justru datang dari keluarga dan orang-orang yang dibelanya. Di awal perjuangannya, hanya sang ayah dan seorang kakak lelakinya yang sangat mengerti dan mendukung Kartini. Jalan  pendidikan dan pengajaran ia tempuh. Ia pun yakin semua akan tercapai, tapi belum tahu kapan waktunya. Semuanya dimulai dari pendidikan perempuan. Perempuan sebagai pendidik pertama bagi generasinya.  Melalui Nota kepada pemerintah tertanggal 19 April 1903, Kartini dan Roekmini (adiknya) memperjuangkan pendidikan perempuan, juga pendidikan Bangsanya.
Usaha keras yang telah membuahkan hasil untuk belajar di Belanda dan Betawi tidak diambilnya.  Ia memilih untuk segera mulai berjuang dalam dunia pendidikan, merintis sekolah bersama Roekmini. Semua itu juga ada pengaruh bujukan Abendanon untuk tidak meninggalkan Bangsanya. Alasannya, nanti akan kesulitan mencapai cita-cita akibat anggapan negatif bangsa sebagai orang asing. Kartini telah menetapkan pilihan untuk menjadi istri Bupati Rembang. Ia bertekat  bersama sang suami yang mempunyai pandangan dan cita-cita yang sama ia akan melanjutkan cita-citanya. Namun takdir menghentikannya setelah kurang lebih setahun kebersamaan dengan suami, keluarga, dan anak pertamanya (R.M. Soesalit) yang baru berusia 4 hari.
Buku ini merupakan kumpulan surat-surat Kartini yang dilengkapi pikiran yang dikutip dari surat-surat yang tidak diumumkan. Dilengkapi dengan nota kepada pemerintah tentang pendidikan dan artikel bertajuk “Berilah Orang Jawa Pendidikan”, semakin menajamkan perjuangan Kartini terhadap emansipasi. Emansipasi perempuan dan emansipasi bangsa melalui pendidikan. Dari segi penerjemahannya, Sulastin diberi kepercayaan oleh kementerian Cultuur Recreatie en Maatschappelijk Werk di Den Haag atas saran Drs. Rob Nieuwenhuys dan melalui kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Jakarta untuk menerjemahkan dokumen penting tersebut. Begitu juga interaksi penerjemah dengan orang-orang yang dekat dan mengetahui riwayat hidup Kartini serta sahabat-sahabat penanya, menjadikan buku ini lebih berkualitas.
Kemudahan informasi yang disampaikan juga karena didukung penggunaan bahasa dan penyesuaian dengan konteks kekinian. Dengan Bahasa Indonesia yang komunikatif, Bangsa “Jawa” diganti dengan “bangsanya” karena sebenarnya yang didamba Karrtini adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia. Buku ini juga cocok dibaca oleh berbagai  kalangan mulai remaja, ilmuwan, seluruh bangsa yang menghargai sejarah dan perjuangan. Kalimat-kalimat semangat  yang ada sangat bermanfaat bagi pembaca yang ingin mendapat ruh perjuangan Kartini. Semuanya dapat diambil hikmahnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Desain yang formal sedikit menjadi kekurangan karena benar-benar hadir sebagai buku sejarah bak kitab suci bagi kata “emansipasi”. Namun dengan keingingintahuan pembaca, semangat membara Kartini dapat ditangkap mulai dari gambar Kartini dengan segala pernik animasi sampai rangkaian kata yang berwujud ideologi. Dari karya besar ini, kita bisa tahu secara lengkap rekam jejak budaya literasi yang digaungkan Kartini.Tak berlebih juga jika harapan itu dapat berimbas pada setiap generasi hingga kini dan nanti demi kemajuan bangsa.

Jika ingin membaca buku ini anda  dapat menemukannya di Perpustakaan PBG Tuban Jl.Panglima Sudirman 283, dan masih banyak lagi koleksi buku lainnya...