Senin, 31 Agustus 2015

PENGARUH PRAKTEK KERJA INDUSTRI TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN SISWA SMK NEGERI 2 TUBAN

Oleh Ninis Mei Listiani, M.Pd
Guru Ahli PBG Tuban

Pemerintah beserta segenap bangsa Indonesia telah berupaya dnegan sepenuh hati, sungguh-sungguh dan berkelanjutan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia (Sudarwati, Sri . 2009. Malang). Implementasi prakerin Langkah konkrit yang ditempuh adalah melalui penyelenggaraan pendidikan yang merupakan salah satu langkah penting dalam proses pencerdasan bangsa. Sektor pendidikan yang merupakan salah satu langkah penting dalam proses pencerdasan bangsa, merupakan sector yang secara terus-menerus dan dari waktu kewaktu dibenahi, ditata sedemikian rupa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini terbukti dengan adanya upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar yang ditandai dengan peningkatan alokasi anggaran sebesar 20% sesuai dngan amanat undang-undang , peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program sertifikasi guru dan dosen serta kegiatan-kegiatan lain yang intinya upaya peningkatan kompetensi siswa serta institusi pendidikan itu sendiri.
Lembaga pendidikan merupakan salah satu institusi yang mendasari pengembangan pengetahuan dan keterampilan manusia, pendidikan tidak hanya berusaha membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan orang bisa bekerja sebagai kekuatan untuk mengubah ekonomi masyarakat, melainkan juga memberikan nilai – nilai, cita – cita, sikap serta aspirasi yang langsung atau tidak berkaitan dengan kepentingan pembangunan suatu bangsa.
Dalam undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Pasal 3 ditegaskan tentang dasar fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang berbunyi:
Pendidikan nasional mengembangkan kemampuan dan membenahi watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi earga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab*
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan bangsa Indonesia senantiasa berusaha menyelenggarakan satu system pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, oleh sebab itu intuisi dalam hal sekolah sebagai lembaga pendidikan yang ditunjuk dan diberi kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan berupaya membangkang system, metode dan pola – pola pendidikan kearah pencapaian pendidikan nasional sesuai dengan tuntutan zaman dengan segala aktifitasnya. Sekolah berusaha menggali potensi – potensi peserta didik untuk kemudian dikembangkan dan dipersiapkan guna mewujudkan suatu bangsa  yang kokoh dan dapat  mensejajarkan diri dengan bangsa lainnya dalam pergaulan internasional yang harmonis dan dinamis. Fokus utama pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembanagunan seluruh masyarakat Indonesia adalah manusia , factor manusia bertindak sebagai objek pebangunan sekaligus sebagai subjek pembangunan.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahkan disangkal bahwa pendidikan kita belum merata dan belum bisa dinikmati oleh masyarakt luas khususnya masyarakta yang berpenghasilan rendah, kelompok masyarakat yang pupnyalah yang menikmati pendidikan, di kemukakan bahwa  pendidikan terkesan semata-mata kewajiban pemerintah, padalahl untuk mengatasinya pembiayaan p endidikan pemerntah memiliki kemampuan yang kecil, oleh karena itu maka pemerintah melibatkan masyarakat dalam menangani pendidikan.
SMK Negeri 2 Tuban sebagai sebagai salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan yang memiliki visi menghasilkan lulusan berwawasan interpreuneership dan mampu bersaing di era global, untuk saat ini sedang giat giatnya meningkatkan hubungan antara sekolah dengan DU/DI baik dalam maupun luar negeri untuk pelaksanaan prakerin dan penyaluran lulusan sebagai salah satu misi sekolah bertaraf internasional ini.
Salah satu langkah strategis yang ditempuh dalam upaya meningkatkan mutu serta kualitas lulusan SMK Negeri 2 Tuban antara lain sekolah diberikan kebebasan penuh untuk mengelola kurikulum berbasis kompetensi dengan lebih memperhatikan muatan local (mulok) yang dapat menjebatani antara sekolah dengan dunia usaha dan industry ( stake holders ) yang umumnya dikenal dengan istilah “link and match” (kesesuaian dan kesepadanan) dan salah satu program yang diunggulkan bahkan diwajibkan untuk diikuti oleh setiap siswa SMK Negeri 2 Tuban adalah Program Praktik Kerja Industri (Prakerin) sehingga kedepan sangat relevan dengan semboyan “SMK BISA!!!” Pendidikan system Ganda (dual system) atau PSG lebih popular dengan sebutan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Dasar hukumnya kepmendiknas R.I Nomor 323/U/1997 tentang Penyelenggaraan Sistem Ganda pada Sekolah Menengah Kejuruan, PSG merupakan suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara sistimatik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja di dunia kerja, terarah untuk mencapai tingkat keahlian professional tertentu. Implementasi PSG ini meliputi pelaksanaan di sekolah dan dunia usaha/ dunia Industri (DU/DI). Sekolah membekali siswa dengan materi pendidikan umum (normative), pengetahuan dasar penunjang (adaptif), serta teori dan keterampilan dasar kejuruan (produktif). Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan bagian dari Pendidikan Sistem Ganda yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan praktek kerja (magang) di perusahaan atau industry ytang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. PSG diilhami oleh dua system (dual system) sesuai kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam pada kurikulum SMK edisi 1999 dan lebih disempurnakan pada kurikulum SMK edisi 2004.
Tujuan dari pelaksanaan prekerin antara lain:
1.      Pemenuhan kompetensi sesuai dengan tuntunan Kurikulum
2.      Implementasi kompetensi dalam dunia kerja
3.      Penumbuhan etosa kerja/pengalaman kerja
Salah satu program keahlian yang paling diminati oleh masyarakat di SMK Negeri Tuban yaitu Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Tujuan diadakannya program keahlian ini adalah menghasilkan lulusan yang berakhlak, memiliki wawasan ilmu pengetahuan serta keterampilan khususnya dibidang Administrasi Perkantoran. Secara khusus tujuan program kahlian Administrasi Perkantoran adalah membekali peserta didik denganpengetahuan, ketrampilan dan sikap yang kompeten di bidangnya.
Seperti halnya program kahlian yang lain, siswa dari Program Keahlian Aadministrasi Perkantoran ini juga diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Industri. Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah merupakan suatu sistem pembelajaran yang dilakukan duluar proses BElajar Mengajar dan dilaksanakan pada perusahaan /Industri atau instansi yang relevan. Secara umum pelaksanaan program Praktetk Kerja Industri ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa dibidang teknologi, penyesuaian diri daengan situasi yang sebenarnya, mengumpulkan informasi dan menulisa laporan yang berkaitan langsung  dnegan tujuan khusus. Setelah siswa melaksanakan program Praktek Kerja Industri secara khusus siswa diharapkan memperoleh pengalaman yang mencakup tinjauan tentang perusahaan, dan kegiatan-kegiatan praktek yang berhubungan langsung dengan teknologi. Dan mempersiapkan para siswa/ siswi untuk belajar bekerja secara mandiri, bekerja dalam suatu tim dan menembangkanpotensi dan keahlian sesuai dnegan minat dan bakat masing-masing. Serta menambah wawsasan pengetahuan dan pengalaman dalam kerja sehingga hal ini siswa dalam pembelajaran di sekolah tidak hanya memahami seluk beluk dalam kerja di sebuah perusahaan, sehingga dalam masa yang akan datang di saat siswa sudah memasuki dunia kerja tidaka mengalami keraguan maupun merasa tidak percaya diri dengan demikian diharapkan dari hasil praktek kerja industry ini siswa dapat  pengalaman kerja yang lebih baik. Prakerin bagi siswa SMK adalah untuk mengetahui lebih dini dari pada lingkungan kerja sesuai dengan bidangnya, tidak hanya kompetensi yang dibutuhkan , tetapi juga social skill, bagaimana berinteraksi dengan sesame teman, anak buah, atasan, menyampaikan pesan dan perintah, dan lain-lain yang tidak diajarkan di  sekolah. Makin lama dan ikut bekerja pada saat prakerin, akan menyebabkan peserta  prakerin akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan kerja pada saaat yang bersangkutan lulus, hal lain, bila yang bersangkutan rajin, di tempat prakerin, bila sudah lulus, pada umumnya mereka  mendapat tawaran untuk bekerja di tempat tersebut.
Dengan adanya PRAKERIN ini, secara khusus siswa dari Program Keahlian  Administrasi  Perkantoran diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang baik lisan maupun tertulis dengan relasi dengan  memperhatikan norma dan lingkungan masyarakat. Siswa juga belajar untuk menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Mereka juga nantinya diharapakan memiliki kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan , mengorganisasi dan mengevaluasi tugas yang menjadi tanggungjawab. Selain itu selama dalam proses belajar di dunia usaha dan industri tersebut, selama ini terbukti bisa meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola surat/ dokumen sesuai dengan standar operasional dan prosedur untuk mendukung tugas pokok lembaga. Mereka juga belajar untuk menerapkan dan mengembangkan pelayanan terhadap relasi sehingga diperoleh manfaat masing-masing pihak. Dalam dunia usaha dan industry yang mereka alami selama prakerin, mereka juga memepelajari mengelola administrasi keuangan sehingga segala aspek keuangan dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan.
Selama ini, praktek kerja industry (Prakerin) memang sudah dijadikan salah satu persyaratan kompetensi yang harus dilalui siswa SMK. Tempat praktik atau tempat magang dapat dikelompokkan menjadi tiga sasaran utama yaitu perusahaan/ industry berskala besar, menengah dan kecil, dan sudah pasti pilihan jatuh pada perusahaan /industru yang besar sebagai tempat praktik dengan harapan untuk memeperoleh penugasan dalam praktik sesuai dengan kompetensi yaitu bidang perkantoran. Namun kenyataannya, tidak banyak dunia industry di dalam negeri yang mau menerima siswa untuk melakukan praktek kerja, hanya perusahaan kecil saja yang senantiasa membuka pintu dan menerima siswa untuk praktik. Mengapa hal itu bisa terjadi? Apa yang menyebabkan atau melatar belakangi kurang terbukanya perusahaan/ industry yang menjadi harapan?
Berdasarkan pengamatan dan informasi dari sejumlah pihak yang terkait ada sejumlah permasalahan yang dialami dalam melakukan kegiatan prakerin antara lain:
1.             Kurangnya tingkat partisipasi dunia usaha mitra kerja (DU/DI) dalam menerima peserta prakerin
2.             Ketidaksesuaian antara kompetensi yang dimiliki siswa dnegan aktivitas yang dilakukan di tempat prakerin
3.             Biaya yang timbul dalam kegiatan prakerin
4.             Bekal materi/ kompetensi siswa mengikuti alur kerja secara nyata yang  masih dianggan kurang.
5.             Serta unsur-unsur lainyang terkait dalam penunjang pelaksanaan prakerin apakah itu berasal dari dalam internal sekolah.
Memperhatikan sejumlah permasalahan yang ada di SMK Negeri 2 Tuban maka hendaknya kita harus melakukan langkah-langkah antara lain:
1.             Materi yang dibahas untuk bekal prakerin harus dilakukan secara intensif artinya siswa harus sudah memiliki kompetensi yang diharapkan DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri).
2.             Materi yang diberikan adalah semua kompetensi dasar yang ada dalam program keahlian administrasi perkantoran.
3.             Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan supervisor dengan memberikan kemandirian penuh kepada siswa untuk menyelesaikan atau memecahkan kasus secara mandiri.
4.             Peserta prakerin harus memiliki pengetahuan lebih
5.             Kunjungan industry ke perusahaan yang juga disesuaikan dengan kompetensi siswa SMK Negeri 2 Tuban
Namun dalam perkembangannya masing-masing telah menyadari bahwa  peningkatan kualitas dari SDM memegang peranan yang sangat  penting dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dewasa ini. Kualitas SDM yang baik juga merupakan syarat utama bagi keberhasilan sector industry untuk tumbuh berkembang ddalam menghadapi persaingan usaha . oleh karenanya, sebagai alat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai maka sektor industry harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang  professional dan kompeten dalam bidangnya masing-masing didukung dnegan tingkat moralitas yang tinggi.
Dalam hal ini Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai  peranan yang sangat strategis dalam menciptakan tenaga kerja tingkat menengah yang siap mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu sistem pendidikan kejuruan haruslah mampu menghasilkan kulusan yanag lebih siap untuk bekerja (employability). Hal ini berarti bahwa sistem pendidikan ang ada harus diarahkan dari yang bersifat akademis (teoritis) ke hal-hal yang bersifat praktid, dan dari yang  berfokus pada peningkatan ketrampilan (skill) atau dengan kata lain sistem pendidikan yang ada harus lebih diarahkan pada bentuk pengajaran yang langsung berhubungan dengan suatu bidang pekerjaan tertentu.
Memperhatikan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah, guru maupun para siswa yang mengikuti prakerin yang dilaksankan selama ini terkesan bahwa pelaksanaan kegiatan prakerin terkesan tidak sebanding dengan antara pengorbanan baik financial amaupun non financial dnegan hasil yang diperoleh siswa. Pertanyaan yang munculapa yang diperoleh siswa setelah prakerin ? barangkali pertanyaan inilah yang harus menjadi perhatian pihak pihak terkait baik kalangan sekolah, orang tua, DU/DI  (Dunia Usaha /Dunia Industri)dan pemerintah. Untuk menjawab pertanyaan itu, adakah nilai tambah (value added) dari kegiatan prakerin ? ADA!!! Dengan tegas dikatakan nilai tambah akan dimiliki siswa sebab selama prakerin siswa akan memperoleh tambahan ilmu praktis yang sangat menunjang dan terkait dengan proses penyelesaian pekerjaan yang identic dengan kejadian riil (sesungguhnya ) dan dapat dikatakan materi sangat relevan dengan bidang kompetensi yang dimiliki dan  dikehendaki.
Namun untuk saat ini, yang merupakan prioritas dari pengguna jasa adalah bagimana mendapatkan lulusan yang menguasai berbagai keahlian praktis seperti misalnya penggunaan masalah dengan baik, bisa bekerja dengan orang lain  maupun team (teamwork), dapat membuat suatu perencanaan dengan baik dan sebagainya. Hal tersebut tidak berarti bahwa kurikulum yang sudah ada harus dirubah total akan tetapi barangkali system pengajaran yang sudah ada harus diarahkan ke sesuatu yang bisa meningkatkan keahlian-keahlian tersebut.
Selain masalah “skill” yang juga patut dipertimbangkan sekolah-sekolah adalah bagiamana meningkatkan kualitas dari lulusan agar lebih berkepribadian, mempunyai etos kerja, jujur (honest), disiplin (self discipline) dapat dipercaya (trustworthy) loyal dan bertanggungjawab. Oleh sebab itu dalam melakukan proses pembelajaran:
1.      Sekolah harus mencoba untuk mempengaruhi perilaku dan tingkah laku, tidak hanya sekedar bagaimana meningkatkan pengetahuan mereka. Yang kita inginkan adalah bagaimana mereka dapat teampil lebih bai dan lebih siap untuk bekerja, tidak hanya bagaiman aagar dapat lulus dnegan baik dari ujian.
2.      Sekolah harus mengajarkan kepada mereka bagaimana dapt  melakukan analisis terhadap keadaan/ persoalan mereka sendiri, tanpa tergantung pada pihak lain . untuk itu kita juga harus memberi mereka bekal agar mereka  mampu menganalisa sendiri apa yanag dibutuhkan oleh  mereka dan berusaha memecahkannya sendiri tanpa tergantung pada orang lain.
3.      Sangatlah penting mengajartkan kepada mereka bagaimana melakukan segala sesuatu secara benar, tidk hanya sekedar mengikuti aturan-aturan , teori-teori atau norma-norma yang berlaku secara umum yang  mungin tidak tepat diterapkan pada usaha. Harus juga ditekankan kepada mereka, dunia bekerja tidaklah sama dengan dunia sekolah.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi, dunia  pendidikan harus segera melakukan perubahan/ penyesuaian untuk meningkatkan efisiensi maupyn kompetensi melalui berbagai perubahan, termasuk di dalamnya: (a) peningkatan sistem pendidikan agar lebih efisien dan kompeten (b) me-riview kurikulum, dan (c) penggunaan teknologi informasi  (IT) yang lebih maju. Di lihat dari kacamata ini pengembangan adan  penyempurnaan kurikulum yang dilakukan  oleh SMK ini merupakan langkah yang sangat tepat dan strategis untuk lebih meningkatkan kesiapan kerja dari lulusannya dan mengurangi tingkat kesenjangan yang sampai sekarang masih menjadi permasalahan mendasar bagi DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri). Kesenjangan itu sendiri, pada masa yang lalu lebih diakibatkan karena kurangnya komunikasi timbal balik antar pihak lembaga pendidikan dengan pihak DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri)  .
Namun dalam perkembangannya masing-masing telah menyadari bahwa peningkatan kualitas dari SDM memegang peranan yang sangat penting dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dewasa ini. Kualitas SDM yang baik juga merupakan syarat utama bagi keberhasilan sektor industry untuk tumbuh bekembang dalam menghadapi persaingan usaha. Oleh karenanya , sebagai alat untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai maka sektor industry harus benar-benar diisi oleh orang-orang yang professional dan kompeten dalam bidangnya masing-masing didukung dnegan tingkat moralitas yang tinggi.
Maka dnegan demikian mari kita selalu saling bahu membahu meningkatkan kompetensi institusi, siswa dan infrastruktur pendukung lainnya dalam rangka mempersiapkan siswa terjun ke DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri) agar sesuai yang diharapkanoleh sekolah, DU/DI (Dunia Usaha /Dunia Industri), orang tuan dan siswa itu sendiri